Kamis, 22 Desember 2011

Terima Kasih

Sekarang aku tahu. Bagaimana rasanya jatuh, lalu perlahan bangkit. Sedikit demi sedikit menghubungkan tali yang sempat putus, merangkai simpul yang sempat tak keruan. Jika memang masalah yang dihadapi seseorang itu adalah evaluasi agar menjadikan dirinya lebih baik, maka Tuhan, aku percaya bahwa yang terjadi semuanya adalah yang terbaik. Aku percaya. Aku-harus-percaya. 

Terima kasih telah membuat Ibu tersenyum bangga lagi, Tuhan. 

Alhamdulillah. :')

Sabtu, 29 Oktober 2011

Mencakar Langit

Umpamakan aku adalah sebuah calon gedung pencakar langit. 

Ya, calon. 

Semen, bata, besi dan bajanya adalah barang-barang kualitas terbaik meski bukan termahal.

Lantai demi lantai terus dibangun. Meningkat. Meningkat. 

Tinggi, tinggi dan tinggi. Sampai-sampai orang-orang harus menengadahkan kepala mereka jika ingin melihat lantai teratas gedung ini. 

Semen terus diaduk, batu-bata dicetak, besi dan baja disusun sedemikan rupa agar gedung bisa berdiri tegak.
Konstruksi yang kokoh, arsitektur yang indah. Ini akan menjadi gedung yang amat megah.

Namun pada suatu hari, tanpa pertanda tanpa disangka datanglah sebuah gempa bumi. 

Gempa bumi yang meluluh lantakan si calon gedung pencakar langit.
Teganya, gempa hanya menyisakan sedikit bagi gedung itu. Ia hanya menyisakan fondasi yang rapuh dan puing-puing kaca yang sempat berkilau hanya sesaat sebelum gempa menghancurkan semuanya. Sisanya? Hancur berantakan, hancur tak keruan. 

Gedung bersedih. Bagaimana ia bisa meneruskan mencakar langit apabila kini ia sibuk dengan mengumpulkan puing-puing dirinya sendiri, menata ulang yang telah hancur dan membersihkan debu-debu yang ditinggalkan gempa. Sedangkan, gedung lain bisa meneruskan pembangunan tanpa gangguan yang berarti.

Si calon pencakar langit tertinggal. 

Terdiam ia karena putus asa. Habis pikir dan hilang akal akan apa yang akan ia lakukan untuk membangun semuanya dari awal lagi. Dari nol kembali. 

From zero nearly to be hero but come back to zero again.

Lama ia terpaku dalam kesedihan hingga lama kelamaan, seiring dengan berjalannya waktu ia akhirnya tahu apa yang harus ia lakukan.

Akhirnya, setelah sekian lama. Sekian lama memeras otak, si calon gedung mendapatkan jalan keluar.
Yang harus ia lakukan adalah: memperkuat fondasi dan kerangka bangunan. Artinya, ia akan memperkuat fondasi dan kerangka dirinya sendiri.

Pembangunan dilanjutkan, walaupun ia sudah banyak tertinggal.

Biarlah.

Biarkan saja gedung lain sudah tinggi, sudah mulai memantulkan sinar terang dari lampu-lampu jalanan.

Biarlah.

Biarkan gedung lain sudah mencakar langit sedangkan dia masih berusaha untuk memperkuat fondasi.

Satu yang membuat 'si mantan gedung putus asa' ini yakin adalah, bila nanti gempa datang lagi, badai atau angin topan yang berlalu menyapa; ia-tidak-akan-tumbang-lagi. Ia akan tetap kokoh berdiri tegak karena ia mempunyai fondasi dan kerangka yang lebih kuat dari sebelum ia hancur. 

Dan pembangunan pun terus berlanjut, dan akan terus berlanjut hingga akhirnya si calon gedung pencakar langit ini sudah bukan 'calon' lagi melainkan sudah menjadi gedung pencakar langit yang sesungguhnya. Hingga akhirnya ia berdiri dan tidak hanya memantulkan sinar lampu jalanan saja, tapi memancarkan sinarnya sendiri.

Terang namun hangat. Berkilau namun tidak menyilaukan mata. 

Menerangi sekitarnya.

Menjadi tempat berlindung bagi siapa pun yang tinggal di dalamnya.


Kamis, 22 September 2011

Puisi yang Menginspirasi

Halooo, udah lama ga ngepost. Hahaha angger ya aku teh, setiap kalimat pembukaan dalam setiap post adalah "udah lama ga ngepost". Aku memang blogger kafir (?). Postingan kali ini, aku mau ngpost tentang puisi-puisi yang aku suka. Dari dulu aku memang suka puisi, tapi aku ga pinter buat puisi. Aku tipe penikmat bukan pencipta #eaea. Oke, langsung saja yaahh. *kibas rambut* *sok-sok Syahrini*

Puisi pertama


Puisi B.J Habibie untuk Almh. Ainun Habibie

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.


Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,


Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.


Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.


Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.


Selamat jalan,


Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.


Selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,


Selamat jalan,
calon bidadari surgaku ….

......

Gila. Keren. Banget.
Itu adalah kesan pertama aku waktu baca puisi ini. Juga pas pertama kali aku baca puisi ini, aku tersentuh banget. Puisi ini bener-bener memperlihatkan kecintaan Pak Habibie sama Almarhumah istrinya. Ga ada kata gombal, cuma kata-kata sederhana tapi sarat makna. Perempuan mana coba yang ga bakal tersentuh hatinya kalo dibuatin puisi setulus dan seindah itu....

Siap untuk puisi kedua?

*spotlight kedap-kedip*

This is it!

-----
Puisi kedua

Tentang Seseorang


Ku lari ke hutan kemudian menyanyiku,

Ku lari ke pantai kemudian teriakku
Sepi..sepi dan sendiri aku benci
Ingin bingar aku mau di pasar..
Bosan aku dengan penat
Enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri


Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh


Ada malaikat menyulam jaring labah-labah belang di tembok keraton putih
Kenapa tidak kau goyangkan saja locengnya biar terdera
Atau aku harus lari kehutan
Belok ke pantai..?

Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri

........

Wiiizzzz. Kenapa coba aku suka puisi ini? Ada yang tau? Oke, kalo tau acungkan jari nya *jeda 10 detik kaya di Dora* #apasihhan. Puisi ini tuh terkenal banget gara-gara pertama dibacain sama Dian Sastro dalam salah satu adegan film AADC. Puisi ini juga familiar banget dengan kata-kata "pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh". Nah, alasan aku suka puisi ini adalah cara Dian Sastro ngebacainnya tuh natural banget, apalagi kalo didengernya pake backsound lagu Menghitung Hari nya Anda. Langsung galau athomsphere bakalan sekejap tercipta itu mah. Tapi puisi ini emang keren, walaupun jujur aku masih sedikit bingung tentang arti puisi ini secara utuh.

Okay, siap untuk puisi selanjutnya?

*drum roll*

*ambil nafas* *buang nafas*

Ini dia!

-----

Doa Seorang Ayah


Tuhanku,

Bentuklah putraku, menjadi manusia yang cukup kuat
Untuk menyadari manakala ia lemah
Dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri manakala ia takut
Manusia yang merasa bangga dan teguh dalam kekalahan,
Rendah serta jujur dalam kemenangan

Bentuklah putraku, menjadi manusia yang kuat dan mengerti
Bahwa mengetahui dan kenal akan dirinya sendiri
Adalah dasar dari ilmu pengetahuan


Tuhanku,
Janganlah putraku Kau bimbing di atas jalan yang mudah dan nyaman
Tapi bimbinglah ia di bawah tempaan dan
Desak kesulitan tantangan hidup
Bimbinglah putraku agar tegak di tengah badai
Dan berbelas kasihan pada mereka yang jatuh


Bentuklah putraku, menjadi manusia yang berhati bening,
Dengan cita meninggi langit
Manusia yang sanggup memimpin dirinya sendiri
Sebelum ia berhasrat memimpin orang lain
Manusia yang menggapai kegemilangan hari depan
Tanpa melupakan masa lampau


Dan setelah semua menjadi miliknya,
Lengkapilah ia dengan rasa humor,
Agar ia besungguh-sungguh tanpa menganggap dirinya terlalu serius


Berikanlah padanya kerendahan hati
Kesederhanaan dari keagungan hatiku
Keterbukaan pikiran bagi sumber kearifan
Dan kelembutan dari kekuatan sebenarnya

Setelah semua tercapai,
Aku ayahnya berani berbisik,
"Hidupku tidaklah sia-sia"

 
Man, did you get merinding ga sih waktu baca puisi ini? Yes I did banget lah. Dan tau ga, yang buat ini adalah Jenderal yang mempunyai strategi 'Katak Loncat' untuk membalas penyerangan Jepang atas Pearl Harbour. Inget pelajaran sejarah kelas 9? Yap, dia adalah Jenderal Douglas McArthur.
Pertama kali aku baca puisi ini kalo ga salah kelas 1 SD. Aku baca puisi ini di agenda nya Bapak, dan aku inget waktu itu bapak bilang, "Nak, kalo setiap sholat bapak berdoa ini buat kamu". Dan waktu aku SD dengan polosnya aku takjub karena bapakku bisa mengfal puisi ini dan mengulangnya 5 kali dalam sehari demi aku. Padahal bukan gitu, maksudnya adalah, setiap intisari doa yang dipanjatkan Bapak isinya kurang lebih kaya puisi itu. Ha -___-. Puisi 'Doa Seorang Ayah' ini bener-bener menginspirasi bukan hanya untuk kaum bapak yang ingin mendoakan anaknya, tapi juga untuk anak-anak agar berusaha menjadi seperti anak yang didoakan dalam puisi itu, yang akhirnya bisa membuat ayahnya berbisik bahwa hidupnya tidaklah sia-sia.


Bahasa itu indah, puisi itu indah, hidup itu......indah? 


Malam, semuanya. :)


Rabu, 31 Agustus 2011

Lebaran!

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H, teman-teman. Ga kerasa ya bulan Ramadhan ini. Kok perasaan baru kemarin bangun saur untuk pertama kali nya dan sekarang gema takbir satu pun udah ga ada yg terdengar, padahal masih 1 syawal walaupun udah malem juga.

Oke. Yaudah. Kita mulai saja post ini. Kali ini aku mau nyeritain apa aja yg aku lakuin hari ini. Kedengerannya ga asik ya? Emang. Setelah kepergian Mbak Ipah 26 Juli lalu, semua pekerjaan rumah beralih ke aku, Mbak Ninis dan Ibu. Ha-ha. Paling parah pas hari Senin tgl 29. Seharian di dapur bantuin ibu masak buat lebaran. Bener-bener seharian, dari jam 12 sampe setengah 5. Masak, ngulek, nyuci piring, ngepel, buat kue. Pagi-paginya udah nyiram tanaman dan nyapu halaman. Kayanya abis lebaran ini aku siap dikirim buat jadi TKW di Arab deh. Haha-____-.

Udahan ah curhatnya.

Oke, hari ini tanggal 31 Agustus 2011 ditetapkan sebagai Hari Raya Idul Fitri setelah proses sidang yang lama dan bertele-tele dan ngebuat se-Indonesia galau akan kapan kah lebaran akan berlangsung. Pagi-pagi seperti biasa aku sholat di PPI. Berhubung aku lagi ga sholat, jadi di PPI aku malah fofotoan hehehehe.



Nah, pas aku lagi asik foto-foto, tiba-tiba ada anak kecil gitu nyamperin. Yaampun lucu bangeeet. Terus dia mau megang-megang kamera, akhirnya sama aku difoto deh hehehe. Oh ya, nama anaknya Fauzan #ngarangbanget. Soalnya ibunya manggil-manggil dia 'ojan'. Nah biasanya kan kalo yg panggilannya Ojan namanya Fauzan, ya ga? Ato ga? Coba kita pikir, kira-kira siapa ya nama asli si Ojan? Bisa jadi Mizan, Raihan, Kazan, Azan (?) #penting2011.Terus waktu orang-orang lagi sholat dia kan main sama kakaknya. Tiba-tiba dia nangis gitu entah kenapa, aku refleks ngeliat ke si Ojan, eh langsung diem si Ojannya langsung senyum terus nyamperin aku hahaha. Aduh penting banget ya ini Ojan... ckckck. Btw, this is Ojan


Setelah sholat Id, aku sekeluarga pulang ke.....kemana hayooo~ kemana yaaa~ kemana cobaaa~ kemana ciiik~. Ehm. Tentu saja aku pulang ke rumah tercinta di Jl.Aceh 72. Tujuan aku pulang adalah biar bisa makan makanan lebaran dulu. Kenapa ga makannya di rumah nenek aja? Sayang men, udah masak cape-cape. Lagian kasian ntar makanan di rumah nenenk abis, padahal tamu nya banyak.
Sesampainya di rumah, aku langsung maaf-maafan sama Bapak, Ibu, Mbak Ninis dan De Malya. Terus suasana jadi haru gitu soalnya aku nangis meronta-ronta minta maafnya. Percaya ga? Kalo percaya berarti....ga berarti apa-apa sih haha #apasih. Lalu kita makan makanan khas lebaran yang hanya di masak saat lebaran yaitu, gule iga dan buntut, sayur ac kembang tahu, rendang padang yang dibuatnya 2 hari dan of course, ketupat. Nyamnyam banget itu makanan, perut langsung membuncit seketika. *brb nyusun jadwal lari pagi*

Sesampainya di rumah nenek, langsung melaksanakan ritual lebaran yaitu maaf-maafan dan pembagian THR. Taun ini aku dapet luamayaan, alhamdulillah :D. Setelah itu langsung sibuk foto-foto deh. Rumah nenek ruameeeee sekali. Bayangkan, rumah kecil diisi oleh 8 anak laki-laki kecil yang gerakannya sudah mirip ikan kurang oksigen dengan suara mang angkot lagi nyari penumpang. Ditambah dengan 10 orang dewasa, 3 orang tua, 2 anak perempuan kecil dan 3 gadis remaja #aseek. Alhasil rumah nenek bagaikan rumah berisikan masa demonstrasi #lebay. Pokoknya rame bangeddd. Seneng bangeeddd.




Foto-foto ini belum termasuk foto seluruh anggota keluarga dan foto keluarga satu-satu. Males nge uploadnya hehehe.

Lalalalasyalalalatrililili. Ga kerasa udah siang lagi. Uwa dan Om-om sudah pada ke rumah-rumah mertuanya buat ngerayain lebaran disana. Langsung sunyi senyap deh rumah nenek. Akhirnya aku juga pulang deh. Ets tapi ga langsung pulang, melainkan ke rumah Nenek Ana dulu di Tubagus Ismail buat silahturahmi.

Ada satu hal yang ngebuat aku suka aneh. Aku ga begitu suka basa-basa. Entah kenapa itu terdengar seperti bahasa yang sangat basi. Makanya namanya juga basa basi. Buat apa menanyakan sesuatu yang memang kita juga udah tau jawabannya. Yayaya, emang sih basa-basa itu adalah sebuah pembukaan suatu conversation tapi entah kenapa, aku ga suka aja. Orang dewasa terlalu banyak basa-basi. Kalo aku udah gede, aku bakalan banyak basa-basi ga ya? Aduh takut ey, galau....#naondeuihan.

Oh. Dan ada lagi, satu awkward moment yaitu dimana kita, setelah asik ngobrol-ngobrol ada suatu jeda yang sangaat hening hingga detik jam pun terdengar. Itu awkward banget. Dan ga enak. Haha. Dan setelah itu, pasti ada suara batuk yang entah sengaja atau ga sengaja dibuat.

Oke. Back to the main topic.
Silahturahmi selesai, aku sekeluarga lalu menuju Jonas buat foto studio. Rame banget ya Jonas libur-libur gini juga. Hebat banget. Nah setelah foto studio, akhirnya aku sekeluarga pulang deeeeh. Dan dengan sampainya aku beserta keluarga di rumah, berakhir pula lah cerita ini. Tapi post ini belum berkahir.

Ada yang beda sama lebaran kali ini. Kenapa? Karena.....
1. Ini lebaran pertamaku sebagai anak SMA. Ciyee udah SMA.
2. Ini lebaran pertama tanpa Isman setelah bertahun-tahun dia ga pernah pulang kampung.
3. Di lebaran ini juga untuk pertama kalinya aku ga punya peliharan!
4. Pertama kali lebaran tapi ga sholat Id -____-.
5. Lebaran pertama dimana Shasha bukan lagi temen sekelas aku, sesekolah juga engga hiks :'(.
6. Untuk pertama kalinya aku lebaran dan ada kamu :).

Yak, kayanya cukup sekian post aku hari ini. Lebaran ini banyak banget hal baru nya. Gapapalah, statisme akan menimbulkan kemapanan yang berakhis dengan kebosanan. Life goes on. Akhir kata, mohon maaf lahir batin bagi semua yang baca post ini, yang kenal aku maupun ga kenal. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta dalam moment bahagia taun depan. A?miiin.

Nite!

Salam,

Tiga Dara


Minggu, 28 Agustus 2011

Mutasi

Hani: Kayanya kalo aku mutasi ga mungkin ke 2 deh
Riva: Terus kemana dong?
Hani: Ke belitung.
Riva: Timur apa barat?
Hani: Utara.
Riva: Lho kok? *pasang muka bingung* *nyadar* OH IYA HAHAHAHAHA
Hani: Yu ke belitung utara, ada warung padang kan? Hahahaha.
Riva: Iya hayu ah mutasi ke belitung utara.


Jumat, 05 Agustus 2011

Things I've Done Lately

Dikarenakan ada kerusakan internet beberapa bulan silam mengakibatkan saya dan aktivitas ngeblog jadi terhambat. Namun saya ingin berbagi sedikit saja foto-foto dari aktivitas yang saya lakukan sebelumnya. Selamat menikmati!

Diving

hanisimanusiaikan #apasih

Mba Ninis dan Bapak. 

I looks like a pro swimmer, don't I?


Untuk Bapak yang maksa aku buat nyelam
Sekarang aku tau kenapa bapak maksa banget
Kenapa bapak rela kulitnya jadi kaya brownies kukus demi olahraga ini
Soalnya......
Nyelam itu......
SERU!
Matur nuwun, beh


Violin Concert




"Musik itu jangan dipikir. Mainin pake hati. Jangan berusaha buat nginget sebuah lagu. Tapi rasain"
"Biola itu mudah. Asal dasarnya cinta. Ga bakalan ada yang susah"
Ammy Kurniawan, greatest violinist I've ever known


Fiesta Boom Satoe XVI


Hani, Kiki, Meru, Femi

Sarah, Kiki, Meru, Hani


.....

Witing tresno jalaran soko kulino. 
Pernah denger pepatah Jawa di atas? Cinta ada karena terbiasa. And now, I think I believe that pepatah. I'm starting to love my new life :). 


Minggu, 24 Juli 2011

Acceptance

Halo.

Halo.

Halo.

Kangen banget nge-blog ih. Udah lama banget nih ga ngepost sesuatu. Bukannya gamau ngeblog, tapi akhir-akhir ini internet di rumah ngehe banget. Dikit-dikit rusak, bentar-bentar ga jalan. Eeeeeh giliran udah bener, mood nge-blognya udah ilang.

Maklum lah. Aku masih remaja whose 50% of my life right now controlled by a crazy little thing called mood. Hehehe.

Ehm. *benerin dasi*

Soooooooo, what have been happening around these months. Ba-nyak-ba-nget. Banget. Dan banyak diantaranya adalah pelajaran kehidupan.

Disini aku bukan mau sok-golden ways, sok Mario Teguh atau sok bijak. But, I just wanna share my story with you and this is what I've been through. 

Akhir-akhir ini hidupku penuh dengan hal yang namanya penerimaan. Menerima.
Kata siapa menerima itu selalu enak? Kalo kamu menerima sesuatu yang ga kamu mau, tapi entah gimana caranya kita harus tetap nerima, apa itu bisa kita sebut enak?
Kalo kamu harus menerima sesuatu yang ga pernah kamu inginkan, sesuatu yang ga pernah terbersit sedikit pun di kepala mu, tapi pada kenyataannya mau ga mau, suka ga suka, rela ga rela, kamu-harus-terima. Apa itu yang disebut enak?

Tau ga? Tau ga? Aku sekarang udah SMA lho. Es-Em-A. Udah ga pake putih biru lagi, tapi pake putih abu-abu. Tau ga aku sekolah dimana? SMAN 1 Bandung. Apa aku pernah mimpi jadi sekolah disana? Ga pernah. 
Dan ini dia, kenyataan yang harus aku terima. Reality I have to accept.

Pahit? Sangat.

Sedih? Pasti.

Marah? Iya, tapi gatau marah ke siapa.

Banyak orang, seminar, buku-buku yang mengatakan kepada kita untuk jangan takut bermimpi. Well, I didn't. Aku gantungin mimpi ku setinggi langit, menembus atmosfer, keluar dari planet biru bernama bumi. Dan tau ga, rasanya jatuh dari luar angkasa, dalam hitungan detik mimpi itu jatuh menghempas tanah.

BUUUK.*

Sakit. 


Sakit, cuy. Sakit banget... Nyeri pisan.

Gimana ga sakit? Aku udah berharap banget masuk SMA 3, ikut ekskul MK3. Dan itu ga kesampaian.
Oke, aku terima. Meski berat. Banget.

Terus aku mulai berharap untuk masuk SMA 2, gabung sama rumah seni di sana, jadi OSIS, jadi anak eksis. Dan itu ga kesampaian karena kata orang tua ku 2 itu kejauhan. Oke, aku terima.

Akhirnya aku daftar 5. Selama beberapa jam, aku udah bisa ngerasaan yang namanya kebahagiaan. Wow nama aku ada di urutan 53 dari 67 and it's been 2pm! Berbagai fantasi membahagiakan pun udah tercipta. Namun beberapa jam kemudian, fantasi itu buyar, kacau. Hancur berantakan ketika nama ku udah pindah ke cluster 2 di urutan 25.

Gusti, segampang itu Engkau membolak-balikan perasaan saya, Gustiiiiiiii :'(. 


Beberapa menit yang lalu aku bahagia. Aku sumringah.
Beberapa menit berikutnya aku patah hati. Aku kecewa. Aku sedih. Aku marah. Aku nangis sejadi-jadinya.

.....

.....


Aku ga mau sekolah di cluster 2. 


Tapi siapalah aku... Aku bukan siapa-siapa. Aku bukan apa-apa.
Dan setelah berminggu-minggu menangis, merenung. Aku sadar bahwa selama ini aku udah sombong. Bukan sombong dalam arti "pamer". Tapi sombong karena aku udah lupa yang namanya takdir. Aku lupa, kalo Tuhan menginginkan suatu kejadian untuk terjadi, tidak peduli seluruh isi langit bersekutu  menggagalkannya, kejadian itu pasti akan terjadi. Sebaliknya, jika Tuhan tidak menginginkannya, tidak peduli seluruh penduduk bumi dan langit melaksanakannya, kejadian itu tidak akan terjadi.

Dan dalam situasi seperti ini, if something happened and you can do anything about it, you can just letting go. 


So now, I'm letting go. I'm letting go of you, my dreams that can only be dreams. I'm letting go the past, which is hurting. 


Bagaimanapun kehidupan harus terus berlanjut walau dalam bentuk apapun. 

Dan sekarang aku pasrah. Aku gatau apa maksud Tuhan, tapi aku harus percaya kalo setelah kesusahan akan selalu ada kemudahan. Tuhan itu sayang hamba-Nya dan ga akan membiarkan hamba-Nya sedih terus-menerus. Aku juga harus percaya, pasti akan ada sesuatu yang lebih indah. Walaupun aku ga bakal tau "sesuatu" itu dalam waktu singkat, tapi Tuhan, aku menunggu.


Bagaimanapun kehidupan harus terus berlanjut walau dalam bentuk apapun. 

Mungkin menerima itu kadang sulit. Tapi, aku harus tau kalo hidup itu ga selamanya mudah.

Dalam hidup ini kita berjalan. Kadang jalan yang kita temui berlubang, licin, lurus, berbelok, menikung, menanjak. Dan kadang kita menemukan jalan kita buntu. Kadang ada 2 jalan yang harus kita pilih satu saja. Kadang kita tersesat dan harus menemukan jalan yang benar agar kita ga selamanya tersesat. Kita gatau apa yang ada di balik belokan jalan yang kita temui. Kita harus jalan dan melihatnya sendiri. Dan dalam perjalanan itu lah pribadi kita terbentuk. 

Aku gatau apa maksud Sang Pencipta yang bersemayan di langit ke-7 itu untuk aku. Walaupun ini bukan jalan yang aku pilih, tapi aku harus terus ngejalanin, karena sekali lagi, bagaimanapun kehidupan harus terus berlanjut walau dalam bentuk apapun. 




Selasa, 05 Juli 2011

.......

I'm sick and tired of people saying this is the best for me, though I know it's probably true. This is not the way I choose but the way chooses me. But, I'm just sick of everything.
 Last nite, I texted this sleepyly to Agum and thought again in the morning, those words really describe what I'm feeling right now.

Sabtu, 04 Juni 2011

Face The Reality

Hari ini aku di bagi nem. Dan aku nangis, sesenggukan. Bukan karena nem aku kecil. Bukan. Tapi aku sakit hati sama orang-orang yang pake kunci jawaban dan dapet nem tinggi.

Dunia ga adil.
Yak memang. Dunia terasa ga adil banget bagi aku sekarang ini.

Kamu belajar, kamu berusaha, kamu bisa dapet hasil yang terbaik. Itu buat sekolah biasa, tapi gak buat ujian.
Dalam ujian, kamu berusaha, kamu berdoa, kamu belajar, kamu berbuat curang. Itu baru bisa jadi yang terbaik.
Ada juga yang gini. Kamu belajar, kamu berdoa, kamu berusaha, kamu ga berbuat curang.... Kamu dapet hasil yang terbaik yang kamu inginkan. Itulah dia kawan, takdir.

Aku sedih banget ga keterima RSBI SMA 3. Padahal kalo diliat dari prestasi akademis aku selama 3 tahun ini, emang agak ga meyakinkan kalo aku sampe ga keterima. Tapi begitulah kenyataannya. Kenyataan yang ga selalu manis, kenyataan yang terkadang pahit. Aku-Ga-Keterima.

Udah 2 hari ini aku sedih terus. Baru pertama aku merasa gagal. Aku gagal. Aku ga keterima. Itu adalah kata-kata yang selalu terbayang dalam benak aku. Gagal, ga keterima, gagal, ga keterima. Teruus, terus sampe akhirnya aku sedih lagi dan nangis lagi.

Tapi sekarang aku cape, aku cape harus gini terus. Hidup ga sebatas sekolah dan masuk SMA. Hidup ga cuma gengsi masuk sekolah favorit. Mau gimana pun, hasilnya ga bakalan berubah, aku tetep ga keterima.
Mau nangis guling-guling juga nem aku bakalan tetep segitu. Jadi aku harus nrimo, legowo.

Cuma satu yang harus aku sadar bahwa kita ga selamanya harus sempurna. Orang itu diuji karena akan dinaikkan derajatnya di sisi Allah. Berarti aku harus bisa, harus bisa ngalahin semua rasa sedih ini. Aku harus bisa bangkit dan berpikir optimis lagi. Karena aku ga masuk 3 pun, dunia ga kiamat. Tapi dunia ku kiamat, kiamat sugra. 


Pelajaran lain yang harus aku terima, walaupun pahit. Hidup itu pilihan. Dan kita harus bertanggung jawab sama pilihan kita.
Bayangin, kunci jawaban itu banyak dan aku tinggal minta kalo mau. Tapi aku ga mau. Dan aku tau, orang-orang diluar sana banyak banget yang pake kunci dan orang-orang itu bakalan dapet nem gede. Aku udah memprediksi kalo nem aku juga bakalan lebih kecil daripada mereka yang pake kunci. Tapi aku ga tau kalo ternyata, untuk menerima itu semua pada prakteknya suliiiit sekali. Ada rasa dalam hati ini, ga terima kalo mereka yang biasanya hidup santai-santai tiba-tiba dipanggil ke podium untuk menerima penghargaan sebagai lulusan terbaik. Yang mana gelar itu adalah gelar yang selalu aku bayangkan untuk aku sandang. Aku tuh lulus bukan sekedar lulus, tapi lulus dengan nilai terbaik. Tapi balik lagi, kenyataan emang ga sejalan sama angan. Dan satu cita-citaku pupus lagi.

Tapi, aku harus sadar. Kalo itu semua pilihan aku. Aku harus bisa bertanggung jawab sama pilihan aku ga pake kunci. Aku harus bisa tegar dan nerima kali nem aku kalah sama mereka-mereka yang beruntung.

Aku belajar hidup. Bahwa hidup itu emang ga adil. Hidup itu penuh dengan sandiwara. Hidup itu unpredictable. And in this life, we can't always get what we want. 


Tapi ada satu yang perlu kalian tahu bahwa dalam hidup ini ada yang "The Best" dan ada juga yang "Real The Best".


Saya, Hani Dwi Hapsari. Kelas unggulan 1 SMPN 7 Bandung. Ranking 1 umum 4 kali berturut-turut. Tidak keterima RSBI 3. Nem saya 38.05. Saya bersih berusaha sendiri tanpa kunci. 



Did you hear that I scream? Did you see that I cry at the same time? 



Selasa, 17 Mei 2011

Tobucil

Hi Happy Tuesday the 17th People! 


Hari Minggu 15 Mei 2011 lalu, tempat les biola ku tampil dalam event "Crafty Days" di Tobucil. Seperti namanya, "Tobucil" adalah toko buku kecil dimana disana biasanya berkumpul komunitas-komunitas kaya pecinta musik klasik, jazz, komunitas menyulam, komunitas mendongeng,dll. Mungkin kalian sering lewat depan Tobucil tapi gatau sebenernya tempat macam apa itu.

Nah, tanggal 15 Mei aku tampil disana mainin lagu Irish Washerwoman. Lagu ini temponya cepeeet banget, mana aku ga latian gabungan lagi sebelumnya. Tapi untungnya waktu di Hari H aku bisa ngikutin. Nah di dalem lagu juga ini ada sesi duet aku bareng Agum.

Sebenernya konser ini bukan konser biola pertamaku. Waktu dulu di Nada, aku pernah konser sekali di UNPAD tapi dengan konsep yg berbeda. Kalo di Tobucil kan nyantai. Waktu di UNDAP formal banget dimana spotlight hanya ada pada pemain musik.

Satu yang aku dapet dari konser kemarin adalah: Aku-harus-jago-main-biola. HARUS. Para penonton termasuk aku sangat terkesima sama penampilan senior-senior di Ammy Alternative String yang umurnya masih kecil, muda, belia. They amazed me, they amazed us. Musik bener-bener menyatukan semua penonton yang tertawa bersama, terkesima bersama dan hanyut bersama dalam sebuah kehangatan alunan musik. Pokoknya konser tanggal 17 Juli nanti, aku harus bisa lebih bagus dari sekarang! Yo Agum, mari berjuang untuk bisa memainkan biola seperti senior-senior Ammy! No matter how long it takes, we must practice more and more! Don't be hopeless, keep fiddling 'cause someday it us who will amaze the audience!





N.B: I wanna see another 17 with you :D.



Kamis, 12 Mei 2011

After The Exam

Hello. Halo. Holla. 

I don't know why but I think greeting is important to me.It's been more than a month since the last post. And I'm intend to use English in my first post after a super long rest of no posting. Well, UN or Ujian Nasional has finally done! But I have one more big examination to be through. And this exam is not less important for my educational future. As you know, I really wanna go to SMAN 3 Bandung. I want it like a lot! And to study there, I have to do the exam which takes more than 1200 participants including really damn hard academic test. Besides, there are also interview and psycho test.

Because of all those reasons above, I want to practice my English ability especially in writing. If I don't get big score at academic test at least I have to get a really high score in my TOEIC.

Uuuuh, you know how much I hate this test! I should be having fun at this time after UN done. But the struggle hasn't done yet! Then, in the middle of my hatred I remembered one quote I found in '5 Menara' books. It written, "Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang". And now I'm throwing myself with the question of why do I have to work hard while people, somewhere out there, can easily enter the school they want without any hard work or struggle. But then again, I know that every hard work bring in a good result. AND the question appearing again in my head: Have I done this hard work?

Ok out of the topic.

Last night, I played with my Mom's camera. It's not an SLR one, it called a pen camera. I took pictures of some polaroid photo sheets and really tried to make it like a result of SLR camera. I think I'm pretty success.








Out of the topic (again), I'd like to talk about booklet. Booklet always means a lot to me. I always wonder how my face would be in it, how my will "message and impression" written, printed and will be a reminiscence remembered for the last of our life. 

But sadly, in my school, the authority to take care of booklet controlled by teachers. They forbid us to do the photo shoot out of out school and the colour of the booklet will be 80% in black and white. It's okay if the photos are artistic. My class was trying to choose the super artistic theme as it could be yet when I looked the result this afternoon I was really amazed of HOW OH-BUTT-FACE-I-AM in those photos. None are good. None are good. None are good.  *crying while locking myself at toilet*

Ehm.

Ok, talking about booklet make my emotion raise up to the highest level. It's better to close this post. I have nothing else to talk about. I will spend on reading my new novel at the remain of the night. Sooo, good night! 


N.B: Wish me LOT OF LUCK to go through the RSBI exam succesfully.

Kamis, 07 April 2011

Ibu vs Bapak

Mikum.


Oh ga boleh ya?
Nanti jawabnya cuma "lam". Yaudah ganti aja ah.


*berdeham* Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu.


Pada kesempatan kali ini, saya mau ngepost tentang orang tua saya. Tumben ya ngomongin orang tua? Dosa ya? Gibah ya? Oh tidak... Karena saya bukan ngomongin yang jelek-jeleknya. Saya cuma mau ngasih tau perbedaan mencolok antara Ibu dan Bapak saya.

Perkanalkan.


Ini orang tua saya. Bisakah kalian menebak yang mana yang ibu saya, yang mana yang bapak saya? *hening* *beberapa dekit kemudian* Yak benar! #dora. Yang berkerudung itu ibu saya. Sebelahnya itu Bapak saya.
(sumpah ga penting abis).

Sekarang saya mau cerita dari ibu dulu.

Ibu adalah seorang pribadi yang.... hmm..... HEBAT. Beliau meninggalkan karirnya lalu menikah dengan Bapak, mengabdikan diri sebagai istri seorang TNI. Ibu tuh galak banget. Banget. Kalo marah matanya melotot kaya mau keluar. I bet you don't wanna see her angry. Tapi beliau tuh bijaksana, bijaksini. Bijak sana-sini #apaatuh. Beliau suka banget yang namanya ceramah. Jadi jangan heran kalo aku juga suka ceramah. Hobinya baca buku, terutama buku agama jadi ga heran kalo ibu ini berpengetahuan luas dan berpikiran kritis. Kritis banget. Saking kritisnya kalo masalah complaint-mengcomplaint si ibu juaranya dah. Paling malu kalo ke restoran terus si ibu komplain. Udah pingin kabur aja.

Cukup sekian paragraf descriptive nya. Sekarang giliran Bapak.

Bapak. Hmm, bapak itu pribadi yang hangat, kebapakan, sabar, dan sangat-jarang-marah. Vice versa with ibu. Kalo aku dimarahin ibu, bapak pasti yang ngebela. Kalo aku mau sesuatu, bapak pasti yang ngebeliin. Kepribadian ibu dan bapak itu agak kontras. Bapak yang serius dan kalem beda sama ibu yang humoris dan cerewet. Tapi mungkin, sejatinya ibu-ibu itu cerewet ya. Ibu mana coba yang ga cerewet? Hmm. Oh ya, bapak itu sukaaa banget berfilosofi. Kalo menerangkan sesuatu pasti pake perumpamaan. Entah itu benda, hewan, tumbuhan, alam, dll. I can call my bapak as superman. I think he could do anything. Dari pekerjaan tukang bangunan, tukang bengkel alias montir, tukang masak, tukang kebun, dll. Kalo ada rusak-rusak dikit pasti rumah mengandalkan bapak sebagai pertolongan pertama.

Cukup sekian paragraf descriptive dua nya.

Lalu ada satu. SATU perbedaan antara bapak dan ibu yang sering saya renungi untuk dipelajari.
Ibu, dengan prinsipnya selalu punya slogan "take and give". Jadi orang itu jangan maunya diberi aja, tapi kita harus memberi.
Sedangkan bapak, dengan ketulusan hatinya, ga pernah memikirkan "take" setelah "give".
Mungkin ada kesan dari ibu, kalo kita tuh berhak mendapatkan balasan setelah apa yang kita kasih dan ada kesan dari bapak sebagai orang yang lugu dan gampang untuk direpotkan orang lain. Ga jarang mereka berdua berselisih paham tentang hal itu. Dan disini sebagai anak, sebagai pendengar, saya mau ambil kesimpulan: memberilah seperti yang bapak saya lakukan. Memberi dengan tulus hati, ikhlas. Tapi jangan sampai lupa untuk membalas kembali budi baik orang yang pernah memberi kita sesuatu seperti yang ibu saya lakukan.

Indah ya perbedaan. Diantara jutaan perbedaan antara ibu dan bapak, mereka tetap bersatu #hea #geleh. Nah salah satu tujuan saya buat post ini adalah untuk merayakan 19th Anniversary Bapak dan Ibu tanggal 25 April nanti. Berhubung 25 itu adalah UN, gamungkin saya bisa ngepost tentang ini. Jadi saya majukan saja he he he.

Pak, bu. Tau ga, perbedaan ibu dan bapak itu menginspirasi saya lho. Semua karakter bapak dan ibu sering saya bandingkan lalu saya pikirkan lagi, dan saya jadi berpikir "Wow man, you both had done amazing thing. To keep the relation everlasting and to do all best things". I hope nothing but you both to be proud of me :D.

Selamat 19 Tahun Bapak, Ibu tanggal 25 April nanti. Semoga UN saya sukses! YEAH! Cemunguuuud ah!


N.B: biar ga bosen kata 'aku' diganti 'saya'.

Jumat, 25 Maret 2011

Last

HEEEEEEEYYYY YOOOOO!

Wuih sudah dua bulan lamanya aku telantarkan blog ini ya. Ga pernah dijenguk, ga pernah diurus. Maafkan aku blogku. Aku ga bermaksud :(. #geleh

Okay. What's going on during these 2 months? 
Well, banyaaaaaak sekali. Kebanyakan diisi oleh ujian-ujian, TO, tugas dan pr. Pokoknya bener-bener kegiatan pelajar tingkat akhir deh. Dan man, gila gak kerasa aku baru aja selesai Ujian Sekolah which means sebulan lagi UN dateng. *pasang backsound serem*

Tujuan aku hari ini nulis post bukan buat nyeritain 2 bulan yang lalu. Tapi aku mau cerita hari ini. Yak, hari ini. Ada apa dengan hari ini?

Hari ini hari terakhir aku ujian sekolah. Mau tau no. ujian aku gak? Bagus lhooo. Bener deh asli bagus. Nih ya: 01-007-017-8. Gilak bagus banget kan? #iyadehbaguuusbiarcepet #selamatya #makasih

Hahaha,ok cukup *berdeham*. Jadi hari ini ujian sekolah selesai dan diakhiri dengan tepuk tangan siswa-siswi ruangan 01. Akhirnya setelah seminggu berkutik dengan buku-buku dan kertas-kertas rangkuman yg bertebaran seluruh penjuru ruang belajar, aku bisa bebas! Bebas dari semua mata pelajaran selain UN terutama. Dan rasanya lega banget karena 1 ujian besar udh dilewatin. Tinggal induk ujian aja bulan depan.

Seiring dengan berlalunya ujian sekolah, sekarang sekolah cuma 4 mata pelajaran yg mau di-UN-in aja. Dan waktu sekolah pun jadi singkat soalnya hari Jumat ga masuk. SURGA banget. Tapi agak-agak sedih juga sih, berarti hari ini adalah hari terakhir pake baju Jumat.

Ok sip, berhenti melankolisnya

Terus yang rame dari hari ini adalah aku main rollerblade sama kawan-kawan tersayang #hea. Hui rame sekaliii, tapi ramean main ice skating soalnya ga pake panas-panasan hehe.


My dearest Baju Jumat,


You've done your job. And now it's about time retired.
I'm gonna miss wearing you. Even I'm gonna miss your "ngatung" cut on the trousers.And I'm gonna miss the blue paint on your sleeve. Thank you for doing such a good job for almost 3 years. And God, thank you for giving me a chance to wear that uniform, in the label of SMPN 7 Bandung. 


G'nite!

Rabu, 19 Januari 2011

Photo

Night.

Long time no post. Yea, being a 9th-grader isn't so easy. Homeworks, assignments, and of course so many various kinds of EXAMINATIONS from school exam, practical exam up to the tighten-est one: national examination a.k.a UN are waiting ahead.

Busy? OF COURSE. Tired? Don't ask, cause you know the answer.

But tonight, I'm not gonna tell you about my routine activities which I bet you will get bored if I tell you one by one. I'm just gonna show you some photos.







Bapak :"Eh kamu foto-foto aja daritadi"
Aku    :"Hehehe biarin aja. Mau ikutan ga pak?"
Bapak:"Boleh deh boleh"


Jumat, 07 Januari 2011

Fixie!

HALAW!

Long time no post. Umm by the way, Happy New Year 2011! I know it's kinda late, but happy new year! *backsound: happy birthday by the click five with a little changing*

Ehem. Oke ayo kembali normal! *benerin dasi*
Halo semuanya apa kabar? Bagaimana liburan kalian? Apakah menyenangkan? Apakah berkesan? Semoga demikian. Apa topik kita hari ini? Umm, bagaimana kalo kita membahas sepeda? Yup, sepeda! OK, let's begin then!

Sesuai dengan judul, saya akan membahas tentang fixie. Have you ever heard about that? Fixie adalah jenis sepeda yang cuma punya satu gigi. Fixie sendiri singkatan dari fixed-gear alias satu gigi. Desain sepedanya sederhana banget, bahkan saking sederhananya, sepeda fixie tidak menggunakan rem. YA! Tidak ada rem. Lalu bagaimana cara memberhentikannya? Yaitu dengan mendorong pedal ke belakang jadi roda depan nahan laju sepeda dan BAM sepeda akan berhenti. Roda fixie ini tipis, stangnya minimalis, gerakannya dinamis, sangat cocok untuk anda yang aktivis (?).

Sepeda ini lagi digandrungi anak-anak muda gara-gara desainnya yang unik. Colorful gimana gitu. Nah, untuk yang tinggal dan di Bandung dan ingin ngeliat wujud fixie secara nyata, silahkan datang ke CFD. Dan sebagai anak ABG (Anak Gaul Bandung), saya rutin mengunjungi car free day #bangga #kampungan #ganyambung. Di sana banyak banget fixie. Bertebaran dimana-mana! Jadi ngiri sendiri kalo ngeliat orang punya fixie yg ucul-ucul hm. Maaf jadi curhat.

Oke lanjut.

Kalo teman-teman suka fixie tapi belum berkesempatan untuk memilikinya,  bisa nih desain fixie impian di www.fixiestudio.com. Paling engga, kita udah punya desain sepeda yg diinginkan kalau-kalau nanti kita punya uang untuk beli sepeda itu. :D


Liatin! Bagus kan sepedanya? Uculkan? Tapi harganya tidak ucul kawan-kawan -__-. Yang ngebuat mahal adalah rodanya. Jenis roda diatas adalah FiveSpoke yang kira-kira harganya 5-6 juta satu buah.Kalo ditotal-total, fixie ini bisa sampe 12juta. Mending beli laptop kan? Iya banget. Ga heran, sedikit yang punya fixie dengan FiveSpoke Wheels both,on the front and rear. Biasanya, diakalin sama roda kombinasi kaya yang gini:


Ini juga ga kalah bagus kan? Nah kalo mau hemat mending desainnya gini aja deh........


Taraaaaaaa!!! It's still fixie but with the economic price one. Desainnya juga ga kalah bagus sama yg roda FiveSpoke. Semuanya tergantung dari kreativitas kita.

Nah, kalo ada yang tertarik beli fixie, bisa cari di jalan veteran. Di sana banyak bengkel sepeda yang bisa ngerakit fixie. Ato engga di sebelah IBCC ada bengkel sepeda yg bisa ngebuat fixie juga. Oh ya, kalo untuk masalah harga, kita bisa kok buat fixie sesuai sama budget. Nanti si mas-mas montirnya juga nanyain, "Budgetnya berapa mbak/mas?". Soo, eveything could be compromised.

Sekian buat post hari ini. Maaf membosankan (dan setiap post sepertinya selalu membosankan). Selamat malam!