Kamis, 07 April 2011

Ibu vs Bapak

Mikum.


Oh ga boleh ya?
Nanti jawabnya cuma "lam". Yaudah ganti aja ah.


*berdeham* Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu.


Pada kesempatan kali ini, saya mau ngepost tentang orang tua saya. Tumben ya ngomongin orang tua? Dosa ya? Gibah ya? Oh tidak... Karena saya bukan ngomongin yang jelek-jeleknya. Saya cuma mau ngasih tau perbedaan mencolok antara Ibu dan Bapak saya.

Perkanalkan.


Ini orang tua saya. Bisakah kalian menebak yang mana yang ibu saya, yang mana yang bapak saya? *hening* *beberapa dekit kemudian* Yak benar! #dora. Yang berkerudung itu ibu saya. Sebelahnya itu Bapak saya.
(sumpah ga penting abis).

Sekarang saya mau cerita dari ibu dulu.

Ibu adalah seorang pribadi yang.... hmm..... HEBAT. Beliau meninggalkan karirnya lalu menikah dengan Bapak, mengabdikan diri sebagai istri seorang TNI. Ibu tuh galak banget. Banget. Kalo marah matanya melotot kaya mau keluar. I bet you don't wanna see her angry. Tapi beliau tuh bijaksana, bijaksini. Bijak sana-sini #apaatuh. Beliau suka banget yang namanya ceramah. Jadi jangan heran kalo aku juga suka ceramah. Hobinya baca buku, terutama buku agama jadi ga heran kalo ibu ini berpengetahuan luas dan berpikiran kritis. Kritis banget. Saking kritisnya kalo masalah complaint-mengcomplaint si ibu juaranya dah. Paling malu kalo ke restoran terus si ibu komplain. Udah pingin kabur aja.

Cukup sekian paragraf descriptive nya. Sekarang giliran Bapak.

Bapak. Hmm, bapak itu pribadi yang hangat, kebapakan, sabar, dan sangat-jarang-marah. Vice versa with ibu. Kalo aku dimarahin ibu, bapak pasti yang ngebela. Kalo aku mau sesuatu, bapak pasti yang ngebeliin. Kepribadian ibu dan bapak itu agak kontras. Bapak yang serius dan kalem beda sama ibu yang humoris dan cerewet. Tapi mungkin, sejatinya ibu-ibu itu cerewet ya. Ibu mana coba yang ga cerewet? Hmm. Oh ya, bapak itu sukaaa banget berfilosofi. Kalo menerangkan sesuatu pasti pake perumpamaan. Entah itu benda, hewan, tumbuhan, alam, dll. I can call my bapak as superman. I think he could do anything. Dari pekerjaan tukang bangunan, tukang bengkel alias montir, tukang masak, tukang kebun, dll. Kalo ada rusak-rusak dikit pasti rumah mengandalkan bapak sebagai pertolongan pertama.

Cukup sekian paragraf descriptive dua nya.

Lalu ada satu. SATU perbedaan antara bapak dan ibu yang sering saya renungi untuk dipelajari.
Ibu, dengan prinsipnya selalu punya slogan "take and give". Jadi orang itu jangan maunya diberi aja, tapi kita harus memberi.
Sedangkan bapak, dengan ketulusan hatinya, ga pernah memikirkan "take" setelah "give".
Mungkin ada kesan dari ibu, kalo kita tuh berhak mendapatkan balasan setelah apa yang kita kasih dan ada kesan dari bapak sebagai orang yang lugu dan gampang untuk direpotkan orang lain. Ga jarang mereka berdua berselisih paham tentang hal itu. Dan disini sebagai anak, sebagai pendengar, saya mau ambil kesimpulan: memberilah seperti yang bapak saya lakukan. Memberi dengan tulus hati, ikhlas. Tapi jangan sampai lupa untuk membalas kembali budi baik orang yang pernah memberi kita sesuatu seperti yang ibu saya lakukan.

Indah ya perbedaan. Diantara jutaan perbedaan antara ibu dan bapak, mereka tetap bersatu #hea #geleh. Nah salah satu tujuan saya buat post ini adalah untuk merayakan 19th Anniversary Bapak dan Ibu tanggal 25 April nanti. Berhubung 25 itu adalah UN, gamungkin saya bisa ngepost tentang ini. Jadi saya majukan saja he he he.

Pak, bu. Tau ga, perbedaan ibu dan bapak itu menginspirasi saya lho. Semua karakter bapak dan ibu sering saya bandingkan lalu saya pikirkan lagi, dan saya jadi berpikir "Wow man, you both had done amazing thing. To keep the relation everlasting and to do all best things". I hope nothing but you both to be proud of me :D.

Selamat 19 Tahun Bapak, Ibu tanggal 25 April nanti. Semoga UN saya sukses! YEAH! Cemunguuuud ah!


N.B: biar ga bosen kata 'aku' diganti 'saya'.